HRD Banting Stir Jadi Penjual Es Cokelat, Sempat Diragukan Kini Punya Belasan Cabang

Kisah inspiratif datang Vita, mantan pegawai HRD perusahaan ternama yang banting stir jadi penjual es cokelat.




Meski baru tiga bulan menjalankan usaha es cokelat, Vita kini sudah memiliki 18 cabang yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.

Kesuksesan Vita ini, tak lepas dari tekadnya yang ingin menolong dan memberikan manfaat kepada orang banyak.

Wanita berhijab itu mengaku, awalnya tak direstui oleh orangtuanya saat memutuskan keluar dari pekerjaan sebagai HRD perusahaan besar dan memilih untuk membuka usaha es cokelat.

"Orangtua itu awalnya menyayangkan. 'kamu ngapain tak sekolahin tinggi-tinggi S1 lulusan psikologi. Sudah enak dapat kerjaan HRD, gajian tanggal berapa itu juga pasti, jumlahnya berapa kok malah keluar pilih duit receh' istilahnya gitu," ujarnya menirukan perkataan orangtuanya seperti dilihat dari kanal YouTube Kawan Dapur.

Kala itu, orangtua Vita meragukan pilihan putrinya. Terlebih, sang putri sudah memiliki pekerjaan mapan dengan gaji layak.

Meski begitu, Vita berusaha untuk meyakinkan kedua orangtuanya. Ia ingin membuktikan kalau 'duit receh' kalau diseriusi bisa jadi sesuatu berharga.

Benar saja, setelah mantap membuka usaha es cokelat, Vita berhasil mendapatkan penghasilan lebih.

Tak tanggung-tanggung, ia mengaku mendapat omzet yang nilainya setara dengan empat kali gajinya saat bekerja sebagai HRD.

"Selama kita kerja itu ikhlas dan niatnya itu menolong orang banyak, bisa bermanfaat buat orang banyak, Insya Allah Tuhan itu pasti kasih jalan yang lebih banyak buat rezeki," kata Vita.

"Akhirnya aku buktikan. Satu bulan pertama saya jualan itu pendapatan saya sudah 4 kali gaji saya di Indofood sebelumnya," imbuhnya.

Adapun produk usaha Vita bernama Es Cokelat Panjang Umur. Kuliner itu jadi salah satu incaran warga Semarang.

Soal ide usaha ini, Vita mengaku ada andil sahabatnya di balik keputusannya membuka bisnis es cokelat.

Meski jajanan es cokelat sudah banyak di pasaran. Tetapi kebanyakan yang ditemukannya di Semarang, rasanya manis.

Karenanya ia ingin menjajakan produk es cokelat yang berbeda dibanding yang lain.

"Saya punya sahabat yaitu penggemar es cokelat banget dan dia itu pernah cerita sama saya bahwa 'Nok, es cokelat yang asli itu after taste nya pahit. Es cokelat yang asli itu rasanya pahit, gak ada manisnya. Coba di Semarang ada es kaya gitu'," tukas Vita.

"Dari situ aku kepikiran pernah baca salah satu kutipan 'Ketika kamu pengin mempunyai suatu usaha yang bisa long last dan tidak hilang diteman waktu, kamu harus punya ciri khas'," kata dia.

Akhirnya dia berinovasi menjual es cokelat dan roti dengan tiga varian rasa yakni original, red velvet dan pandan di outlenya.

Tak disangka, inovasi Vita membuahkan hasil. Hanya dalam waktu tiga hari, ia mengaku sudah balik modal.

"Awalnya modal kalau buat galvalum sama bahan-bahan pembuatan cokelat itu sekitar Rp 10 juta. Terus kalau sama sewa tempat Rp 13 jutaan lah," ujarnya.

"(Balik modal) 3 hari. Pulang jualan input kan ke excel pendapatan pengeluaran dan sebagainya, loh kok nominalnya sama yang tak keluarin, kok sudah klop. Bersih loh itu mas," sambungnya.

Berkat kegigihan dan keyakinannya, kini Vita memiliki 18 outlet es cokelat yang tersebar di berbagai daerah seperti Brebes, Majalengka, Tegal, Bandung dan Makassar.

Tak cuma itu, orangtuanya yang sempat tak merestui, kini juga ikut berjualan es cokelat.

"Mami papi saya awalnya menolak mentah-mentahan, udah kamu HRD aja sekarang ikut jualan di cabang," kelakar Vita.

Di akhir video, Vita lantas menyinggung kekuatan bersedekah. Dia mendapat pesan dari suaminya untuk lebih rutin sedekah setelah usahanya makin berkembang.

"Menurut saya, ketika kamu bersedekah dengan ikhlas bukannya rezekimu berkurang, tapi malah ditambah sama Tuhan yang Maha Esa. Kalau menurut saya pribadi loh ya.

"Saya punya keyakinan dibalik sedekah itu memang ada keajaiban dari Gusti Allah," pungkasnya.




Sumber foto: YouTube Kawan Dapur