Ingin tanaman tumbuh subur tanpa harus bergantung pada pupuk kimia? Jawabannya ada di dapur Anda sendiri: sampah organik. Membuat kompos seringkali dihindari karena dianggap kotor, bau, dan butuh lahan luas.
Padahal, dengan teknik yang tepat, Anda bisa membuat "emas hitam" bernutrisi ini di rumah, bahkan di apartemen sekalipun, tanpa menimbulkan bau tak sedap. Mari kita ubah sampah dapur menjadi pupuk super!
Bahan Hijau (Sumber Nitrogen): Ini adalah bahan-bahan basah yang cepat membusuk. Contoh: sisa sayuran, buah, ampas kopi, teh, dan potongan rumput segar. Bahan Cokelat (Sumber Karbon): Ini adalah bahan-bahan kering yang lambat terurai. Contoh: daun kering, serbuk gergaji, sobekan kardus, kertas, ranting kering, dan sekam.
2 buah ember cat bekas ukuran sama yang sudah dibersihkan. 1 buah tutup ember. Bor. Bahan Hijau dan Cokelat.
Siapkan Ember: Ember Atas: Lubangi seluruh bagian dasar ember dengan bor untuk drainase. Lubangi juga beberapa titik di sisi sampingnya untuk sirkulasi udara. Ember Bawah: Biarkan utuh. Ember ini berfungsi menampung cairan lindi (pupuk cair kompos) yang sangat bernutrisi.
Mulai Melapisi: Tumpuk ember berlubang di atas ember utuh. Mulai dengan meletakkan lapisan bahan Cokelat (seperti sobekan kardus atau daun kering) di dasar ember atas. Lapisan ini berfungsi sebagai fondasi penyerap kelembapan. Masukkan Sampah Dapur: Masukkan bahan Hijau (sampah dapur Anda) di atas lapisan Cokelat. Tutup Kembali dengan Cokelat: Setiap kali Anda memasukkan bahan Hijau, selalu tutup rapat dengan lapisan bahan Cokelat. Inilah rahasia utama metode tanpa bau! Lapisan Cokelat akan menyerap bau dan menjaga keseimbangan. Tutup Ember: Tutup ember atas dengan rapat. Aduk dan Jaga Kelembapan: Setiap 1-2 minggu sekali, aduk isi komposter untuk memberikan oksigen dan mempercepat proses. Jika terlalu kering, percikkan sedikit air. Panen: Dalam 1-3 bulan, kompos Anda akan berubah menjadi material berwarna gelap, gembur, dan berbau seperti tanah hutan. Itulah kompos matang yang siap digunakan! Jangan lupa, cairan lindi di ember bawah bisa dipanen secara berkala dan digunakan sebagai pupuk cair setelah diencerkan dengan air (1:10).

